Subject
Jurnal :
Mathematical Models for
Quality Analysis of Mobile Video
http://www.math.ualberta.ca/ijnam/Volume-13-2016/No-6-16/2016-06-03.pdf
Inti
Pembahasan Jurnal :
Dengan perkembangan pesat
dari aplikasi video mobile, analisa terhadap peningkatan kualitas video menjadi
sangat penting karena menjadi indikator kunci performa (KPI) untuk pengalaman
yang berkualitas (QoF). Dalam jurnal ini, framework untuk analisa kualitas
video non-referensi diajukan dan diaplikasikan untuk telepon video (VT) pada
jaringan LTE. Tiga parameter yang digunakan untuk memperkirakan MOS : bloking,
blur dan freezing.
Bloking dideteksi dengan
menggunakan codec H.264, blur dideteksi dengan menentukan sudut buram pada tiap
frame dan freezing dideteksi dengan menggunakan fungsi sigmoid untuk meniru
efek dari berbagai durasi beku pada sistem visual manusia (HVS). Lebih lanjut,
3 parameter dikombinasikan menjadi satu objek MOS dengan mempertimbangkan
perbedaan faktor berat dan kecocokan terhadap garis lurus. Hubungan diatas 90%
didapat diantara nilai pada objek MOS dan subjek MOS.
Metode
yang digunakan :
Metode yang digunakan
pada jurnal tersebut adalah MOS (Mean Opinion Score). Metode ini dapat
digunakan untuk menganalisa kualitas transmisi audio dan video. Terdapat tiga
parameter yang digunakan untuk memperkirakan MOS, yaitu bloking, blur, dan
freezing.
Kelebihan Metode :
- Dapat menganalisa kualitas video untuk telepon video (VT) pada jaringan LTE
- Blocking yang efektif dan deteksi blur pada algoritma yang diajukan
- Analisa kualitas video didapat dengan mudah
- Teknik analisa kualitas video dapat di aplikasikan menggunakan jaringan lain
- Memerlukan waktu antara frame freezing dan distorsi pergerakan
- Untuk memprediksikan hasil MOS, memerlukan database subjek MOS
Perhitungan
(komputasi) yang digunakan dalam metode :
Deteksi Blockiness
Pertama,
algoritma blockiness dan algoritma blur akan mengubah gambar abu-abu. Gambar video
yang telah diterjemahkan menjadi RGB, diubah menjadi gambar abu-abu dengan
menghitung nilai luminance dari nilai-nilai RGB sebagai berikut.
Dari penjelasan blockiness di atas, dapat dijelaskan secara ringkas algoritma berikut :
Dalam jurnal ini penulis mengambil satu gambar dengan blockiness dari
video yang disimpan di perangkat penerima untuk aplikasi telepon video melalui
jaringan LTE untuk memverifikasi efektivitas algoritma kami.
Deteksi Blur
Setelah
menghitung lebar tepi untuk semua poin tepi, kami menggunakan konsep JNB,
yaitu, titik tepi dianggap sebagai titik kabur jika tepi lebar lebih besar dari
ambang (misalnya 5 piksel), dan jika tidak maka dianggap sebagai titik yang
tajam. blur metrik kami adalah persentase poin tepi kabur antara semua titik
ujung, yaitu :
Contoh gambar kabur yang telah diambil oleh penulis dari video yang telah disimpan untuk aplikasi telepon video melalui jaringan LTE.
Gambar 8 adalah grafik CDF seluas tepi, dimana kita bisa melihat bahwa
presentase tepi kabur (lebar tepi lebih besar dari 5 pixel) adalah 76,8%
(1-0,232). Dan nilai ini adalah metrik blur kami di Persamaan (8).
Deteksi
Freezing/Jerkiness
Setelah merubah warna
gambar ke abu-abu, kita memecahkan dua frame feezing dan menghitung perbedaan
absolut dari tiap piksel. Gambar 9 adalah perbedaan piksel pada histogram,
dimana kita bisa melihat dengan jelas bahwa masih ada banyak piksel dengan sedikit
perbedaan. Untuk berurusan dengan
kasus ini, kita menggunakan perbedaan piksel yang mempunyai perbedaan besar
pada piksel dibandingkan pada batasnya. Jika hitungan kurang daripada batas
(dalam kasus ini kita gunakan 20, yang masih butuh penyesuaian untuk video
dengan resolusi berbeda), dua frame serupa ini akan dimaklumi.
Kita juga
mendapati bahwa pada waktu freezing yang panjang, beberapa frame akan sedikit
berguncang. Deteksi freezing seperti
dideskripsikan diatas akan sedikit mengguncang frame yang non-freezing. Biasanya
untuk frame yang berguncang, perbedaan antar frame lebih sedikit dibanding
frame normalnya. Kita menggunakan beberapa batas untuk memperbaikinya. Jika total dari perbedaan tersebut
kurang dari 5000 piksel, mereka akan mengguncang frame. Sebaliknya, mereka
adalah frame normal. Untuk menyelesaikan permasalahan ini, kita akan
menghubungkan interupsi antar frame freezing jika jumlah yang dideteksi pada
perbedaan frame (sebenarnya mereka adalah frame yang berguncang) diantara dua waktu
frame yang bersebelahan lebih kecil daripada beberapa batas (dalam kasus kita,
kita menggunakan 5 frame). Dengan deteksi
freezing diatas dan proses, kita bisa memperkirakan waktu tampilan untuk tiap
frame.
Referensi :
Comments
Post a Comment